Kamis, 17 November 2011

Program Bimbingan Di Sekolah (BAB III)

 Program bimbingan yaitu suatu rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana, terorganisasi, dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu, misalnya tahun ajaran
Bentuk Bimbingan
·       Bimbingan perseorangan
è Bilamana siswa yang dilayani hanya satu orang
·       Bimbingan kelompok
è Bilamana siswa yang dilayani lebih dari satu orang
Sifat Bimbingan
·       Bimbingan perseveratif
·       Bimbingan preventif
·       Bimbingan korektif
Ragam Bimbingan
·       Bimbingan karier
·       Bimbingan akademik
·       Bimbingan pribadi-sosial
Komponen – Komponen dalam Program Bimbingan
1.     Pengumpulan data (appraisal)
2.     Pemberian informasi (information) termasuk orientasi (orientation)
3.     Penempatan (placement)
4.     Konseling (counseling) termasuk pengiriman (referral)
5.     Konsultasi (consultation)
6.     Evaluasi Program (evaluation)

Ruang Lingkup Bimbingan (BAB II)

Istilah Bimbingan dan Konseling , sebagaimana digunakan dalam literatur profesional di Indonesia, merupakan terjemahan dari kata Guidance dan Counseling. 
Istilah Bimbingan dalam bahasa Indonesia akan muncul pengertian yang mendasar yaitu : 
·       Memberikan informasi
·       Mengarahkan menuntun ke suatu tujuan
Di pandang dari sudut persyaratan di pihak orang yang mendapat pelayanan Bimbingan dan Konseling, terdapat beberapa keterbatasan yaitu sebagai berikut :
1.     Orang itu harus sudah sampai pada umur tertentu sehingga dapat sadar akan tugas-tugas itu.
2.     Orang itu harus dapat menggunakan pikiran dan kemauan sendiri sebagai manusia yang berkehendak bebas, serta harus bebas dari keterikatan yang kuat pada perasaan-perasaannya sendiri sehingga tidak terbawa oleh beraneka perasaan itu.
3.     Orang itu harus rela untuk memanfaatkan pelayanan bimbingan. Dengan kata lain, pelayanan bimbingan tidak dapat dipaksa-paksa.
4.     Harus ada kebutuhan obyektif untuk menerima pelayanan bimbingan.

Bimbingan di Sekolah
Bimbingan beroperasi dalam lingkungan pendidikan sekolah dan memusatkan pelayanannya pada para peserta didik sebagai individu yang harus mengembangkan kepribadiannya masing-masing dan memanfaatkan pendidikan sekolah yang mereka terima untuk perkembangan dirinya. Adanya pelayanan bimbingan di sekolah memberikan jaminan, bahwa semua peserta didik mendapat perhatian sebagai seorang pribadi yang sedang berkembang serta mendapat bantuan dalam menghadapi semua tantangan, kesulitan, dan masalah yang berkaitan dengan perkembangan mereka.



Fungsi Pelayanan Bimbingan di Sekolah
Untuk mencapai perkembangan optimal siswa, sesuai dengan tujuan institusional, lembaga pendidikan pada dasarnya membina tiga usaha pokok, yaitu :
1.     Pengelolaan administrasi sekolah
2.     Pengembangan pemahaman dan pengetahuan, nilai dan sikap, serta keterampilan melalui program kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler
3.     Pelayanan khusus kepada siswa dalam berbagai bidang yang membulatkan pendidikan siswa dan/atau menunjang kesejahteraan siswa, seperti pengelolaan kegiatan ekstrakulikuler.
Seiring dengan pembinaan tiga usaha pokok tersebut di atas, mempunyai fungsi pokok sendiri-sendiri, namun ketiganya menopang tujuan institusional.
a.      Bidang administrasi dan supervise, yang membawahi
Berfungsi mengarahkan semua kegiatan di sekolah supaya tujuan institusional dapat dicapai dengan seefesien mungkin dan mencakup segala usaha untuk mendayagunakan semua sumber, baik personil maupun material, yang menunjang tercapainnya tujuan pendidikan.
b.     Bidang pengajaran
Berfungsi membekali siswa dengan pemahaman dan pengetahuan, nilai dan sikap, serta keterampilan yang di rancang dalam kurikulum pengajaran, baik melalui kegiatan kurikuler maupun kokurikuler.
c.      Bidang pembinaan siswa
Berfungsi memberikan pelayanan kepada siswa dalam hal-hal yang tidak di tangani dalam rangka program pengajaran, namun diperlukan oleh siswa untuk membulatkan pendidikan yang mereka terima selama waktu bersekolah atau untuk menjamin kesejahteraan mereka dalam unsure kesehatan jasmani, kesehatan mental, dan perkembangan kehidupan rohani.




Asas-Asas Pelayanan Bimbingan di Sekolah
1.     Menaruh perhatian pada keseluruhan perkembangan siswa dan mahasiswa sebagai individu mandiri dan mempunyai potensi untuk berkembang dalam semua aspek kepribadiannya.
2.     Bimbingan berkisar pada dunia subyektif masing-masing siswa dan mahasiswa.
3.     Bimbingan mengarah pada suasana dan situasi bekerja sama antara tenaga pendidik yang membimbing dan siswa serta mahasiswa yang di bimbing.
4.     Bimbingan berdasarkan pengakuan akan martabat dan keseluruhan individu yang dibimbing sebagai manusia yang berdaulat dan berkehendak bebas.
5.     Bimbingan bercorak ilmiah dan merupakan ilmu terapan yang mengintergrasikan semua pengetahuan yang telah di peroleh di banyak bidang ilmu yang berkaitan dengan pemberian bantuan psikologis.
6.     Bimbingan dapat dimanfaatkan oleh semua siswa dan mahasiswa, oleh karena itu pelayanan bimbingan harus tersedia bagi setiap warga yang terdaftar sebagai peserta didik di lembaga pendidikan tertentu.
7.     Bimbingan bercirikan sebagai suatu proses yaitu berlangsung terus-menerus, berkesinambungan, berurutan, dan mengikuti tahap-tahap perkembangan anak muda serta irama perkembangan masing-masing subyek.

Sharing dengan Narasumber di mata kuliah Bimbingan & Konseling Sekolah

Pada tanggal 15 November 2011, mata kuliah Bimbingan & Konseling Sekolah menghadirkan narasumber yang merupakan alumni dari Fakultas Psikologi USU angkatan 1999. Beliau bernama kak Ganda. Kak Ganda sharing kepada kami terkait dengan Bimbingan & Konseling Sekolah. Adapun beberapa topik yang di bahas kak Ganda lewat sharingnya yaitu :

1. Perbedaan Konseling Sekolah dengan BP
    Konseling Sekolah itu adalah membantu memecahkan masalah siswa dan juga bukan hanya membantu siswa yang bermasalah, tetapi juga membantu siswa untuk berkembang menjadi yang lebih baik. Untuk menjadi seorang konselor, itu harus perlu pelatihan terlebih dahulu untuk menjadi seoarang konselor. Sedangkan BP, itu hanya bertugas dalam hal mengumpulkan data siswa seperti absen siswa.

2. Siapa yang cocok untuk menjadi konselor sekolah
    Seseorang yang cocok untuk menjadi konselor sekolah yaitu seseorang yang sudah profesional di bidangnya dan telah mendapatkan pelatihan terlebih dahulu untuk menjadi seorang konselor.

3. Peluang kerja konselor
    Peluang kerja bagi seorang konselor sekolah sangat besar. Apalagi dengan tamatan sarjana Psikologi, sekolah-sekolah banyak ingin merekrutnya dari pada seseorang yang telah menjadi seorang Psikolog. Itu dikarenakan soal biaya (gaji) yang cukup tinggi.

4. Kelemahan konselor
    - Sekolah tidak mengetahui pentingnya konselor
    - Masalah biaya yang cukup besar untuk merekrut seorang konselor, sehingga di alihkan ke guru biasa.
    - Beranggapan bahwa siswa dapat menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa bantuan seorang konselor.
    - Sekolah beranggapan bahwa, guru biasa dapat menyelesaikan masalah siswa tanpa perlu meminta bantuan kepada konselor.

Dari hasil survey yang ada, di kota Medan hanya ada 3 sekolah yang menggunakan jasa seorang konselor. Ketiga sekolah itu adalah sekolah swasta. Bentuk konseling yang efektif itu adalah 1 : 50, yaitu 1 seorang konselor dan 50 adalah siswa.

Kelompok 6 Asas-asas Layanan Bimbingan Konseling

Asas-asas layanan bimbingan konseling

Slide asas-asas layanan bimbingan konseling (pptx/2007)
Slide asas-asas layanan bimbingan konseling (ppt/2003)


Kelompok 6
Winda Dwiastuti (08-025)
Septi Utami Anugrah (08-047)
Regina Ophelia (08-071)
Sabethia Maristhella (08-109)
Astri Megah Krista (08-118)

Kelompok 6 Asas-asas Layanan Bimbingan Konseling

Secara umum, presentasi kali ini membahas mengenai  hal-hal yang harus diperhatikan di dalam komunikasi  antarpribadi di dalam konseling, kondisi eksternal  (setting ruangan), kondisi internal (bagaimana sikap, kepercayaan dan kepribadian konseli dan konselor  berpengaruh terhadap sesi konseling), teknik-teknik konseling verbal dan nonverbal beserta bagaimana  peran tenaga pengajar di dalam proses konseling.  Berikut ini akan dibahas pertanyaan yang muncul di sesi :

TANYA JAWAB
Teknik-teknik di dalam konseling dapat dibedakan  menjadi dua yaitu teknik konseling verbal dan  teknik konseling nonverbal. Tidak harus semua teknik digunakan di dalam proses konseling, teknik tersebut dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan, misalnya : teknik probing dapat digunakan ketika konseli hanya memberikan  informasi yang sangat terbatas kepada konselor, contoh : 
Konseli (Ki) : Saya merasa sedih..
Konselor (Kr) : Apa yang membuat anda merasa sedih?
Ki : keluarga..
Kr : Apa yang terjadi di dalam keluarga?
Setiap teknik memiliki manfaat masing-masing sehingga tidak dapat dikategorikan mana  teknik yang paling penting.

ROLE PLAY 
Sesi presentasi pada hari selasa tanggal 25 Oktober 2011 (kamis) diisi dengan sesi role play dimana semua peserta presentasi ikut serta di dalam role play sehubungan dengan teknik konseling verbal yang ada di buku. Peserta dibagi ke dalam 3 kelompok, dan setiap kelompok menyusun role play yang berkaitan dengan teknik-teknik konseling tersebut. Tujuan diadakannya role play adalah membuat peserta lebih semangat di dalam mengikuti jalannya presentasi, selain itu peserta dapat lebih memahami teknik-teknik konseling dengan cara mempraktikkannya. Berikut adalah hasil dokumentasi dari sesi role play :


kelompok 1














kelompok 3

















Daftar Pustaka
Winkel, W.S. (2010). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi

Kelompok 6

Senin, 24 Oktober 2011

Bimbingan & Konseling Sekolah

Dalam "Layanan Pemberian Informasi" yang terdapat di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, dapat ditinjau dari :
     Tujuan Pemberian Informasi
Dalam "Layanan Pemberian Informasi" yang diterapakan di Fakultas Psikologi, sudah cukup baik untuk membekali para mahasiswa. Baik dalam hal akademik, kegiatan kampus, hingga informasi dari para alumni dapat diperoleh. Banyak media yang mengakses berbagai informasi tersebut. Mulai dari mading, website, hingga group facebook yang selalu kerap kita buka hampir setiap saat. Jadi informasi seputaran kampus, sangat mudah di akses lewat berbagai media. Dengan adanya "Tujuan Pemberian Informasi" ini, maka hal ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih, baik tentang perkembangan atau informasi kampus dan berbagai pengalaman dari para alumni.

Dari pandangan Happock, dapat kaitakan dengan kegiatan kampus. Misalnya antara saya dengan dosen PA saya.

  1. Information Use
Pada Information Use, saat saya memasuki perkuliahan di semester 2, saya baru mendapat dosen PA. Awal pertemuan saya dengan dosen PA saya, dimana dosen PA saya memberikan informasi seputaran bentuk dari sistem perkuliahan yang ada di kampus. Baik dalam hal pemilihan mata kuliah yang mengarahkan ke jurusan yang akan tekuni nantinya, tentang bobot sks, hingga masalah IP dan IPK.

     2. Exploratory Use
Setelah sebelumnya mendapat informasi tentang mata kuliah yang mengarahkan ke jurusan yang akan saya ambil, pada Exploratory Use saya meminta pendapat kepada dosen PA saya, bahwa mata kuliah pilihan yang akan saya ambil, sesuai apa tidak dengan jurusan yang saya pilih. 

     3. Assurance Use
Setelah memperoleh informasi dan meminta pendapat kepada dosen PA, dalam Assurance Use saya menetapkan jurusan yang akan saya pilih. Apakah saya sudah benar-benar memilih jurusan tersebut atau tidak.

    4. Evaluative Use
Setelah memperoleh informasi, meminta pendapat, dan menetapkan pilihan, dalam Evaluative Use saya perlu mengevaluasi hasil nilai-nilai saya. Apakah dari hasil nilai, sesuai apa tidak jurusan yang saya pilih dengan hasil.

    5. Readjustive Use
Dari hasil nilai yang saya peroleh, mata kuliah apa yang perlu saya perdalam lagi demi mencapai tujuan saya sesuai dengan jurusan yang saya pilih.

   6. Synthesis Use
Setelah saya mengetahui semua tentang nilai-nilai saya sesuai dengan jurusan yang saya pilih, barulag saya menetapkan bahwa ini adalah benar-benar jurusan yang saya inginkan.

Harapan saya tentang "Layanan Informasi" di Fakultas Psikologi Universitas Sumatra Utara :
1. Agar dibuatnya layanan bimbingan konseling. Layanan bimbingan konseling ini, dapat membantu mahasiswa yang mendapat dosen PA yang cuek terhadap anak bimbingannya. Jadi mereka dapat memperoleh informasi yang bisa membantu akademiknya.
2. Pengelolahan portal yang selalu salah dalam penjumlahan IP dan IPK, sehingga membuat mahasiswa bingung dalam mengevaluasi nilai-nilai mereka.
3. Wi-Fi yang sering offline. Ini dapat menghambat mahasiswa yang sedang mengakses internet untuk mengerjakan tugas atau memperoleh informasi.
4. Mading yang kurang menarik. Sehingga mahasiswa kurang memperhatikan mading yang terlihat tidak rapi.  Jadi jarang mahasiswa mau melihat mading kecuali melihat jadwal kuliah, jadwal ujian, dan hasil nilai.
5. Psyco-Lib yang telah menjadi perpustakaan cabang, itu kurang di informasikan ke mahasiswa. Jadi ada mahasiswa yang mengetahuinya dan ada juga yang tidak. Jadi perlu juga untuk di perhatikan


Sumber: Winkel, W.S. & M.M. Sri Hastuti. (2006). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi

Selasa, 14 Juni 2011

Evaluasi

Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampuh mata kuliah Andragogi yaitu ibu Filia Dina Anggaraeni, M.Pd yang telah mengajarakan kami dalam mata kuliah ini.
Begitu banyak kesan yang saya dapatkan dari perkuliahan ini. Mulai dari persipan tugas, serta kagiatan pembelajaran yang di lakukan terkadang secara online. Ini pengalaman pertama sekali buat saya dalam melakukan kuliah secara online dan juga melakukan ujian akhir secara online.
Saya begitu senang dengan kegiatan yang dilakukan dari kegiatan perkuliahan ini. Banyak kesan juga buat teman-teman yang mengambil mata kuliah Andragogi ini. Apalagi dalam kegiatan performa kelompok. Sangat-sangat berkesan buat saya.
Tetap di pertahankan lagi dalam hal kuliah online dan ujian online.

Dan 1 hal yang akan selalu saya ingat dari dari mata kuliah ini adalah "Belajarlah Untuk Menjadi Orang Dewasa".

Terima kasih ibu dan teman-teman sekalian, semoga mata kuliah ini sangat bermanfaat buat saya dan juga teman-teman sekalin.

UAS Online


Jawaban No. 1

Menurut pendapat saya, dari hasil evaluasi performa sudah kami lakukan secara maksimal. Dimana langkah 1 prosedur evaluasi menurut Morgan, et al (1976), yaitu Mengecek Tujuan.

Tujuan yang sudah kami lakukan dalam kegiatan karyawisata yaitu mengadakan cooking class, yang akan bermaanfaat bagi para peserta karyawisata untuk memberikan dalam hal keterampilan di bidang kuliner, yang mana keterampilan ini diharapkan bisa menjadi modal untuk berwira usaha kelak.
Kelompok kami yang telah kami lakukan dalam hal ini, yaitu mempersiapkan semua dalam hal mencapai tujuan kegiatan yang kami lakukan. Seperti halnya mencari tempat yang kami kunjungi, menyediakan transportasi, serta dalam persiapan berlangsungnya kegiatan ini kami selalu intens berkomunikasi dengan pihak yang menyediakan prasarana agar tewujudnya tujuan dari kegiatan yang kami lakukan ini.

Bahkan dalam kegiatan berlangsung, di ajarakan bagaimana cara-cara dari pembuatan sushi yang di ajarkan langsung oleh chef yang sudah handal di bidangnya. Dan bagaimana pemilihan beras dan salmon yang baik, hingga di perkenalkan jenis-jenis mie yang berasal dari Jepang. Mungkin ini semua sudah cukup maksimal kami lakukan, untuk mewujudkan tujuan yang kami harapkan.
Semua yang kami lakukan adalah agar terwujudnya kegiatan cooking class ini dan memenuhi tujuan yang kami yang harapkan.

Jawaban No. 2

Langkah 3 prosedur evaluasi menurut Morgan, et al (1976) yaitu Mengumpulkan Bukti.
Kelompok kami sudah secara maksimal dalam hal mengumpulkan bukti. Mulai dari mencari tahu tentang restaurant Jepang yang berada di Medan yaitu “Sushi Tei”. Dari situ kami mencari tahu tentang asal mulanya berdirinya restaurant ini. Dan dalam kegiatan pun kami melakukan sesuai dengan tema kegiatan cooking class dengan pembuatan sushi sesuai dengan restaurantnya yaitu “Sushi Tei”. Dan dalam kegiatan performa yang anggota kelompok lakukan masing-masing, kami juga telah membuat angket tentang performa dari masing-masing anggota kelompok. Dimana tujuan kami membuat angket tersebut bahwa, kami ingin memperoleh bukti nyata dari peserta tentang bagaimana performa anggota kelompok yang telah kami lakukan.

Begitu juga dengan berbagai kegiatan yang telah kami lakukan, kami membuat dokumentasi dari kegiatan ini. Semua dari kegiatan yang telah kami lakukan dalam kegiatan cooking class ini, kami kumpulkan dalam dokumentasi dan telah kami cantumkan dalam evaluasi performa dari karyawisata.
Itu semua merupakan bukti yang lengkap dan valid yang kami lakukan dalam kegiatan cooking class dari performa kelomopok Karyawisata.

Rabu, 25 Mei 2011

Testimoni Simulasi UAS Online

Menurut saya, simulasi UAS online ini baru pertama kali saya ikuti. Sebelumnya saya belum pernah mengadakan ini. Mungkin ini pengalaman pertama saya. Awalnya saya bingung bagaimana cara pengerjaannya. Dan tadi pun saya sempat bertanya-tanya ke teman saya dan melihat blog teman saya, bagaimana cara menjawab soal yang di berikan. Ini pengalaman yang sangat berharga buat saya. Dan ada juga kendala yang saya hadapi soal jaringan. Sempat terkendala dikarenakan jaringan yang tidak terkoneksi dengan baik. Jadi terkadang saya harus bolak-balik mencabut modem saya. Tapi simulisi ini sangat berguna buat saya, agar di UAS nanti saya tidak gelagapan dalam pengerjaan UAS secara online. Mungkin sekian testimoni dari saya, saya ucapkan terima kasih buat dosen pengampuh mata kuliah Andragogi yang memberikan pengalaman baru buat saya. Terima Kasih :)

SIMULASI UAS ONLINE

Jawaban soal No. 1
Menurut pendapat saya, berdasarkan evaluasi kinerja kelompok kami, prinsip yang telah saya lakukan adalah yaitu :

  • Mempunyai Tujuan yang Pasti ; dalam kegiatan karyawisata ini, mempunyai tujuan yang pasti yaitu membuat bekal ke depan untuk usaha dalam kuliner. Makanya kami membuat tema pembuatan sushi. Jika pada suatu saat nanti berguna buat peserta apabila ingin melakukan usaha khususnya di bidang kuliner.
  • Menggunakan Instrumen yang tepat dalam evaluasi ; dalam kegiatan ini juga, kami membuat lembaran evaluasi untuk memberikan penilaian, saran, dan kritikan buat performa yang kami lakukan. Dan itu membuat suatu pembelajaran buat kami, agar kami bisa menjadi yang lebih baik lagi kedepannya.
  • Kerja sama antara peneliti dengan orang yang di nilai kemajuannya ; pihak kami telah melakukan kerja sama dengan pihak terkait  yaitu "Sushi Tei" baik dalam hal administrasi ataupun penyampain konsep-konsep dari cara pembuatan sushi dan pengenalan terhadap jenis-jenis dari makanan Jepang sendiri. Dan dalam kegiatan  ini juga turut andil yaitu Executive Chef yang berasal dari Jepang. Beliau mempraktekan bagimana cara pemilihan ikan salmon yang baik dan bagaimana cara pemotongan ikan salmon yang baik.
Jawaban Soal No. 2
Menurut pendapat saya, prosedur yang dilakuakn dalam evaluasi kelompok kami yaitu sesuai menurut Morgan, et al.(1976) :
  1. Mengecek Tujuan : kami telah membuat tujuan dalam kegiatan ini yaitu dapat memberikan inspirasi pada peserta maupun fasilitator untuk membantu mereka mengembangkan potensi berwira usahanya, khususnya di bidang kuliner. Di samping itu, dengan memperoleh pelatihan membuat sushi ini, mereka juga diharapkan dapat memeroleh pengetahuan mengenai sejarah sushi , serta mengetahui manfaat dari mengonsumsi sushi bagi kesehatan.
  2. Memeriksa apa yang dilakuakan untuk mencapai tujuan : Untuk mencapai tujuan tersebut, kami mencari tempat makan atau restauran yang mengelolah masakan sushi. Agar kegiatan ini berjalan dengan baik berdasarakan tujuan yang telah kami buat.
  3. Mengumpulkan Bukti : Dalam hal mengumpulkan bukti yaitu pada sebelum kegiatan, peserta di kenalkan terlebih dahulu tentang sushi agar mereka mengetahui asal muasal sushi tersebut. Kemudian dalam kegiatan berlangsung, para peserta di ajarkan bagaimana cara pembuatan dari sushi tersebut. Dan pada akhir kegiatan, peserta memberikan masukan dari kegiatan ini. Agar terjadi perubahan dalam diri peserta dan pencapaian tujuan yang telah di tetapkan olah fasilitator.
  4. Menentukan sumber bukti : yang menjadi sumber bukti adalah peserta. Dimana dalam kegiatan ini peserta mampu dalam membuat sushi. Dimana sesuai dengan tujuan dari fasilitaor atau kelompok karyawisata
  5. Menentukan alat untuk memperoleh bukti : Alat yang digunakan untuk memperoleh bukti yaitu kelompok telah membuat kuisioner tentang performa yang dilakukan. Dalam kuisioner berisi tentang performansi masing-masing dari setiap anggota maupun dasar dari pemilihan tempat yang dilakukan kelompok.
  6. Menganalisis Bukti : Dari hasil kuisioner yang kami dapatkan, bahwa performansi dari karyawisata ini sendiri di nilai cukup baik dari para peserta. Mulai dari pemilihan tempat dan kegiatan yang dilakukan. Namun ada kritikan dan saran yang membangun dari para peserta untuk membuat kami menjadi lebih baik ke depannya nanti.
  7. Menggunakan Hasil : Hasil dari kegiatan ini, semoga sangat bermanfaat buat para peserta untuk mengaplikasikannya ke dalam bidang usaha, khususnya bidang usaha kuliner. Dan bagi kelompok sendiri, sangat bermanfaat sekali dalam melakukan kegiatan ini. Karena sangat di butuhkan kerjasama yang maksimal untuk mencapai kegiatan ini agar berhasil.

Senin, 16 Mei 2011

Testimoni Performa Diskusi

Untuk teman-teman kelompok diskusi, mengambil judul "CARA MEMANFAATKAN WAKTU LUANG TERHADAP ORANG DEWASA DENGAN CARA BERCOCOK TANAM BUAH STRAWBERRY".
Dalam persiapan performa dan modul, teman- teman dari kelompok diskusi sudah cukup baik. 
Tetapi pada saat melakukan performa, teman-teman dari kelompok diskusi kurang hidup dalam membangkitkan suasana. Jadi suasana perforam pada saat itu kurang begitu hidup diskusinya. Tetapi buat penyampaian materi, teman-teman diskusi sudah mengambil andil bagian masing-masing dari performanya.
Mungkin sekian testimoni dari saya, mudah-mudahan teman-teman bisa menjadi lebih baik lagi dan belajar menjandi orang dewasa. Terima kasih :) 

Testimoni Performa Pelatihan

Untuk kelompok Pelatihan sendiri mengambil judul "Manajemen Pemasaran Buah Strawberry". Dalam persiapan performa, teman-teman dari kelompok performa sudah cukup baik. Tetapi pada saat melakukan performa, saya kurang dapat inti dari performa pelatihan ini sendiri. Sampai saat ini saya belum bisa memahami bagimana melakukan menejemen pemasaran itu sendiri. Tapi secara penampilan kalian sudah cukup baik. Hanya yang kurang adalah, pemahaman kalian tentang isi dari Menejemen Pemasaran ini. Saya mohon maaf apabila dalam performa ini, saya sedikit kritis dalam mengasi pendapat. Mungkin ini masukkan agar masing-masing dari kita menjadi lebih baik. Dan kita pun belajar dalam proses untuk menjdai orang dewasa. Terima kasih :)

Testimoni Performa Demonstrasi

Menurut saya, performa demosntarsi cukup berkesan dan cukup menarik. Karena performa demonstrasi ini "Keterampilan Membuat Cokelat Isi Strawberry". Saya cukup senang dengan performa ini. Karena saya akhirnya tau bagaimana cara pembuatan cokelat itu sendiri. Masing-masing anggota kelompok pun turut mengambil andil dalam performanya.

Dan sepertinya kelompok demonstrasi ini sendiri juga sudah cukup matang dalam hal persiapan dari dari performa kelompoknya. Sehingga demosntrasi berjalan cukup baik.
Mudah-mudahan kedepannya kita bisa menjadi lebih baik lagi. Terima kasih :)



Tugas kelompok performa - Karyawisata



Evaluasi Performa Kelompok Karya Wisata




Berikut adalah laporan evaluasi dari performa karya wisata. 

Perform karya wisata ini dilaksanakan dalam bentuk cooking class, yang diadakan di Restaurant Sushi Tei, Sun Plaza LG A-1, Jl. Zainul Arifin No. 7, Medan, pada tanggal 12 Mei 2011 pukul 14:00 - 16:00 WIB. 

Kegiatan cooking class ini diadakan untuk memberikan keterampilan pada para peserta dalam hal keterampilan di bidang kuliner, yang mana keterampilan ini diharapkan bisa menjadi modal untuk berwira usaha kelak. 

Secara keseluruhan, kegiatan berjalan sesuai dengan susunan acara yang sudah ditetapkan sebelumnya oleh pihak restauran, walaupun di dalam susunan acara tersebut tidak dicantumkan waktu untuk masing - masing segmen kegiatannya, sebab pihak restauran sendiri tidak dapat memastikan berapa waktu yang digunakan untuk setiap segmen.

Susunan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
I. Presentasi dari kelompok Karyawisata
-      Latar belakang pemilihan tempat Karyawisata
-      Menjelaskan tujuan dan manfaat dari tempat karyawisata

II. Penjelasan dari pihak Sushi Tei
                                         
-      Menjelaskan latar belakang Sushi Tei
-      Menjelaskan apa saja yang ada di depan dan dibelakang dapur Sushi Tei
-      Menjelaskan Basic of Japanese Food (soba, udon, ramen, miso sup & chawan mushi)
-      Cara pemilihan beras yang baik untuk Sushi rice
-      Cara pembuatan Sushi ( dijelaskan sambil praktek yang hanya dilakukan oleh Chef)
-      Cara pembuatan tamagoyaki ( bahan telah diproses sebelumnya )
-      Cara pemotongan ikan salmon ( dijelaskan sambil praktek oleh chef )

III.      Praktek

-      Pemotongan salmon yang hanya dilakukan oleh chef
-     Pembuatan sushi yang diikuti oleh semua peserta dan di bantu oleh anggota-anggota pihak Sushi Tei :
Tamago Sushi = 1 pcs
Salmon Sushi = 1 pcs
Kanikami Maki (California style) = 1 roll
Vegetable HR ( kyuri & avocado ) = 1 pcs
Corn Gunkan = 1 pcs

IV. Setelah selesai penjelasan dan praktek, dibuka sesi tanya jawab

V.    Makan bersama dari hasil pembuatan sushi peserta.

Secara garis  besar, prosesi dalam kegiatan ini dilakukan oleh pihak restaurant sendiri. Untuk penjelasan tentang Sushi Tei dilakukan olehwaitress terpilih dan untuk proses penjelasan sampai pembuatan makanan Jepang itu sendiri dilakukan oleh chef restaurant yang bernama M. Yusuf (Indonesia) dan Katsumi Goda (Jepang).
Biaya - biaya yang dikeluarkan adalah sebagai berikut:
Biaya paket Cooking Class, termasuk sertifikat dan juga souvenir = Rp 1.000.000
Jadi kontribusi dari setiap peserta sebesar Rp 75.000

Menurut evaluasi kelompok beserta Chef yang mengajarkan peserta karyawisata dalam pembuatan Sushi Tei, hasil yang diberikan juga sudah cukup baik.

Hasil Evaluasi dari peserta :

Berdasarkan lembar evaluasi performa kelompok karyawisata yang telah kami berikan kepada seluruh peserta karyawisata ke Sushi Tei, maka kami mendapatkan evaluasi sebagai berikut :

-      Pemilihan  lokasi karyawisata     : BAIK

-      Sistematika Acara                     : BAIK

-      Kenyamanan lokasi                   : BAIK

-      Materi yang disajikan                 : BAIK

-      Performa Septi Utami A            : SEDANG

-      Performa Ester Hotmauli T        : SEDANG

-      Performa Dewanty Ajeng W      : SEDANG

Kesimpulan dan Saran :

Kesimpulan:

Secara keseluruhan, kegiatan karya wisata berjalan lancar, walaupun tentu ada beberapa kekurangan yang mengiringi.
Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan yang kami simpulkan dari kegiatan karya wisata:

KELEBIHAN :
1.                   Pemilihan tempat yang mudah untuk diakses para peserta
2.               Di restauran tersebut ,terdapat 2 orang ahli yang sudah berpengalaman dalam memasak sushi. Salah satunya berasal dari Jepang. Hal ini menguntungkan, sebab dengan adanya ahli langsung dari negaranya, diasumsikan pihak tersebut lebih paham mengenai proses memasaknya.
3.                   Peserta tidak sekedar mengonsumsi sushi,mereka juga memperoleh pengetahuan lebih mengenai jenis - jenis sushi dan proses memasaknya, yang mana hal ini diharapkan bisa menjadi nilai 'plus' bagi mereka, mengingat tidak semua orang mendapat kesempatan yang sama untuk kegiatan cooking class ini.
4.                   Pihak restaurant Sushi Tei yang mudah diajak bekerja sama.

KEKURANGAN :
1. Biaya yang cukup mahal
2. Makanan yang kurang cocok di lidah
  
SARAN
untuk karya wisata berikutnya :
1. Usahakan cari spot yang tidak memakan biaya banyak, tapi tetap worth untuk kegiatan karya wisata

2. Pastikan peserta bisa menghadiri karya wisata

 Testimoni :

Septi Utami Anugrah     :
Selama menjalani mata kuliah Andragogi terkhususnya dalam kelompok banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan. Dengan menghadapi berbagai karakter teman satu kelompok. Berusaha untuk saling memahami dan mengerti teman yang lainnya. Di awal kelompok kami menyarankan untuk melakukan performa karyawisata ke kebun strwaberry di Brastagi. Naman karena begitu banyak kendala yang di hadapi, terakhir kami memutuskan untuk melakukan performa di Sushi Tei. Cukup sulit untuk menyatukan pendapat dari berbagai kritik dan saran dari teman-teman kelompok yang lain. Tetapi kami dari kelompok karyawisata berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk teman – teman yang lain begitu juga dengan dosen pengampuh mata kuliah Andragogi.Mungkin demikian testomni dari saya, lebih dan kurang saya mohon maaf dan ucapkan terima kasih

Ester Hotmauli Tampubolon :
Dari awal pemilihan metode pembelajaran pada pendidikan orang dewasa kelompok sudah terlebih dahulu memilih metode karyawisata, yang kemlompok rasa itu cukup menarik. Pertama kali kelompok memilih kebun strawberry sebagai tempat karyawisata, namun karena ada beberapa kendala, sehingga karyawisata ke kebun strawberry pun dibatalkan. Lalu kelompok memilih restoran Jepang, yaitu Sushi Tei sebagai tempat karyawisata. Wah, saya pribadi sangat senang, karena menlihat hasil evaluasi yang diberikan kepada seluruh peserta karyawisata sungguh menanggapi karyawisata ke Sushi Tei ini sangat menarik. Semoga kunjungan karyawisata ke Sushi Tei dapat memberikan dampak positif bagi seluruh peserta karyawisata. Dan tak lupa, saya sangat berterimakasih kepada Ibu Dina, selaku dosen pengampuh mata kuliah Andragogi, begitu banyak pelajaran yang saya dapatkan dalam mata kuliah ini, khususnya dalam kelompok ini, beliau banyak megajarkan sebagaiman seharusnya orang dewasa berperilaku yang baik dan benar. Terimakasih Ibu.

Dewanty Ajeng Wiradita :
Mnurut saya, selaku fasilitator dlm kgiatan ini..sangat EXCITED rasanya bisa terlibat di dalamnya! Mengingat panjangnya waktu yang kami butuhkan dari awal prncanaan sampai terwujudnya kegiatan ini. Rasa syukur pada Allah swt dan trima kasih banyak, saya ucapkan utk Bu Dina (atas bimbingan dari Ibu), rekan2 Andragogi skalian (atas kontribusi dan keikutsertaannya), dan yg tak kalah penting: rekan saya, kk Ami dan kk Ester. Adapun bbrp pelajaran yg dapat saya petik dari proses rancangan kegiatan yg 'panjang' ini adlh:
- komunikasi tetap  merupakan hal terpenting dalam suatu kerja sama
- dlm perencanaan kegiatan, perlu mengumpulkan informasi sebanyak2nya agar tidak trjadi kesalahpahaman dlm diskusi, dan lain-lain.
Karya wisata k Sushi Tei sndri memberi pengalaman baru bagi saya dalam mengenal cara mmasak mkanan2 Jepang. Semoga apa2 yang kita pelajari saat kegiatan karya wisata kemarin dapat bermanfaat.

DOKUMENTASI
a.           Chef memperkenalkan makanan-makanan jepang, mengajarkan cara pemotongan ikan salmon dan pembuatan sushi
Chef Yusuf memperkenalkan Mie Ramen
Pemisahan duri dari daging ikan


Pemotongan Sushi untuk dijadikan Salmon Sushi

Pemilihan ikan Salmon yang baik dan berkualitas


b.           Peserta mempraktekkan pembuatan sushi dan di bantu oleh pihak Sushi Tei
Peserta Karyawisata sedang mempraktekkan pembuatan Sushi

Bu Dina sedang memotong kanikani maki

Pihak Sushi Tei membantu peserta membuat Sushi

beberapa sushi yang telah siap dibuat

Peserta Wisata sedang mengisi lembar evaluasi performa kelompok 


c.           Beberapa hasil Sushi yang dibuat oleh peserta
KANIKAMI MAKI

VEGETABLE HR ( kyuri & avocado)
d.           Poto bersama pihak Sushi Tei
Poto bersama dan sekaligus perpisahan dengan pihak Sushi Tei