Kamis, 17 November 2011

Program Bimbingan Di Sekolah (BAB III)

 Program bimbingan yaitu suatu rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana, terorganisasi, dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu, misalnya tahun ajaran
Bentuk Bimbingan
·       Bimbingan perseorangan
è Bilamana siswa yang dilayani hanya satu orang
·       Bimbingan kelompok
è Bilamana siswa yang dilayani lebih dari satu orang
Sifat Bimbingan
·       Bimbingan perseveratif
·       Bimbingan preventif
·       Bimbingan korektif
Ragam Bimbingan
·       Bimbingan karier
·       Bimbingan akademik
·       Bimbingan pribadi-sosial
Komponen – Komponen dalam Program Bimbingan
1.     Pengumpulan data (appraisal)
2.     Pemberian informasi (information) termasuk orientasi (orientation)
3.     Penempatan (placement)
4.     Konseling (counseling) termasuk pengiriman (referral)
5.     Konsultasi (consultation)
6.     Evaluasi Program (evaluation)

Ruang Lingkup Bimbingan (BAB II)

Istilah Bimbingan dan Konseling , sebagaimana digunakan dalam literatur profesional di Indonesia, merupakan terjemahan dari kata Guidance dan Counseling. 
Istilah Bimbingan dalam bahasa Indonesia akan muncul pengertian yang mendasar yaitu : 
·       Memberikan informasi
·       Mengarahkan menuntun ke suatu tujuan
Di pandang dari sudut persyaratan di pihak orang yang mendapat pelayanan Bimbingan dan Konseling, terdapat beberapa keterbatasan yaitu sebagai berikut :
1.     Orang itu harus sudah sampai pada umur tertentu sehingga dapat sadar akan tugas-tugas itu.
2.     Orang itu harus dapat menggunakan pikiran dan kemauan sendiri sebagai manusia yang berkehendak bebas, serta harus bebas dari keterikatan yang kuat pada perasaan-perasaannya sendiri sehingga tidak terbawa oleh beraneka perasaan itu.
3.     Orang itu harus rela untuk memanfaatkan pelayanan bimbingan. Dengan kata lain, pelayanan bimbingan tidak dapat dipaksa-paksa.
4.     Harus ada kebutuhan obyektif untuk menerima pelayanan bimbingan.

Bimbingan di Sekolah
Bimbingan beroperasi dalam lingkungan pendidikan sekolah dan memusatkan pelayanannya pada para peserta didik sebagai individu yang harus mengembangkan kepribadiannya masing-masing dan memanfaatkan pendidikan sekolah yang mereka terima untuk perkembangan dirinya. Adanya pelayanan bimbingan di sekolah memberikan jaminan, bahwa semua peserta didik mendapat perhatian sebagai seorang pribadi yang sedang berkembang serta mendapat bantuan dalam menghadapi semua tantangan, kesulitan, dan masalah yang berkaitan dengan perkembangan mereka.



Fungsi Pelayanan Bimbingan di Sekolah
Untuk mencapai perkembangan optimal siswa, sesuai dengan tujuan institusional, lembaga pendidikan pada dasarnya membina tiga usaha pokok, yaitu :
1.     Pengelolaan administrasi sekolah
2.     Pengembangan pemahaman dan pengetahuan, nilai dan sikap, serta keterampilan melalui program kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler
3.     Pelayanan khusus kepada siswa dalam berbagai bidang yang membulatkan pendidikan siswa dan/atau menunjang kesejahteraan siswa, seperti pengelolaan kegiatan ekstrakulikuler.
Seiring dengan pembinaan tiga usaha pokok tersebut di atas, mempunyai fungsi pokok sendiri-sendiri, namun ketiganya menopang tujuan institusional.
a.      Bidang administrasi dan supervise, yang membawahi
Berfungsi mengarahkan semua kegiatan di sekolah supaya tujuan institusional dapat dicapai dengan seefesien mungkin dan mencakup segala usaha untuk mendayagunakan semua sumber, baik personil maupun material, yang menunjang tercapainnya tujuan pendidikan.
b.     Bidang pengajaran
Berfungsi membekali siswa dengan pemahaman dan pengetahuan, nilai dan sikap, serta keterampilan yang di rancang dalam kurikulum pengajaran, baik melalui kegiatan kurikuler maupun kokurikuler.
c.      Bidang pembinaan siswa
Berfungsi memberikan pelayanan kepada siswa dalam hal-hal yang tidak di tangani dalam rangka program pengajaran, namun diperlukan oleh siswa untuk membulatkan pendidikan yang mereka terima selama waktu bersekolah atau untuk menjamin kesejahteraan mereka dalam unsure kesehatan jasmani, kesehatan mental, dan perkembangan kehidupan rohani.




Asas-Asas Pelayanan Bimbingan di Sekolah
1.     Menaruh perhatian pada keseluruhan perkembangan siswa dan mahasiswa sebagai individu mandiri dan mempunyai potensi untuk berkembang dalam semua aspek kepribadiannya.
2.     Bimbingan berkisar pada dunia subyektif masing-masing siswa dan mahasiswa.
3.     Bimbingan mengarah pada suasana dan situasi bekerja sama antara tenaga pendidik yang membimbing dan siswa serta mahasiswa yang di bimbing.
4.     Bimbingan berdasarkan pengakuan akan martabat dan keseluruhan individu yang dibimbing sebagai manusia yang berdaulat dan berkehendak bebas.
5.     Bimbingan bercorak ilmiah dan merupakan ilmu terapan yang mengintergrasikan semua pengetahuan yang telah di peroleh di banyak bidang ilmu yang berkaitan dengan pemberian bantuan psikologis.
6.     Bimbingan dapat dimanfaatkan oleh semua siswa dan mahasiswa, oleh karena itu pelayanan bimbingan harus tersedia bagi setiap warga yang terdaftar sebagai peserta didik di lembaga pendidikan tertentu.
7.     Bimbingan bercirikan sebagai suatu proses yaitu berlangsung terus-menerus, berkesinambungan, berurutan, dan mengikuti tahap-tahap perkembangan anak muda serta irama perkembangan masing-masing subyek.

Sharing dengan Narasumber di mata kuliah Bimbingan & Konseling Sekolah

Pada tanggal 15 November 2011, mata kuliah Bimbingan & Konseling Sekolah menghadirkan narasumber yang merupakan alumni dari Fakultas Psikologi USU angkatan 1999. Beliau bernama kak Ganda. Kak Ganda sharing kepada kami terkait dengan Bimbingan & Konseling Sekolah. Adapun beberapa topik yang di bahas kak Ganda lewat sharingnya yaitu :

1. Perbedaan Konseling Sekolah dengan BP
    Konseling Sekolah itu adalah membantu memecahkan masalah siswa dan juga bukan hanya membantu siswa yang bermasalah, tetapi juga membantu siswa untuk berkembang menjadi yang lebih baik. Untuk menjadi seorang konselor, itu harus perlu pelatihan terlebih dahulu untuk menjadi seoarang konselor. Sedangkan BP, itu hanya bertugas dalam hal mengumpulkan data siswa seperti absen siswa.

2. Siapa yang cocok untuk menjadi konselor sekolah
    Seseorang yang cocok untuk menjadi konselor sekolah yaitu seseorang yang sudah profesional di bidangnya dan telah mendapatkan pelatihan terlebih dahulu untuk menjadi seorang konselor.

3. Peluang kerja konselor
    Peluang kerja bagi seorang konselor sekolah sangat besar. Apalagi dengan tamatan sarjana Psikologi, sekolah-sekolah banyak ingin merekrutnya dari pada seseorang yang telah menjadi seorang Psikolog. Itu dikarenakan soal biaya (gaji) yang cukup tinggi.

4. Kelemahan konselor
    - Sekolah tidak mengetahui pentingnya konselor
    - Masalah biaya yang cukup besar untuk merekrut seorang konselor, sehingga di alihkan ke guru biasa.
    - Beranggapan bahwa siswa dapat menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa bantuan seorang konselor.
    - Sekolah beranggapan bahwa, guru biasa dapat menyelesaikan masalah siswa tanpa perlu meminta bantuan kepada konselor.

Dari hasil survey yang ada, di kota Medan hanya ada 3 sekolah yang menggunakan jasa seorang konselor. Ketiga sekolah itu adalah sekolah swasta. Bentuk konseling yang efektif itu adalah 1 : 50, yaitu 1 seorang konselor dan 50 adalah siswa.

Kelompok 6 Asas-asas Layanan Bimbingan Konseling

Asas-asas layanan bimbingan konseling

Slide asas-asas layanan bimbingan konseling (pptx/2007)
Slide asas-asas layanan bimbingan konseling (ppt/2003)


Kelompok 6
Winda Dwiastuti (08-025)
Septi Utami Anugrah (08-047)
Regina Ophelia (08-071)
Sabethia Maristhella (08-109)
Astri Megah Krista (08-118)

Kelompok 6 Asas-asas Layanan Bimbingan Konseling

Secara umum, presentasi kali ini membahas mengenai  hal-hal yang harus diperhatikan di dalam komunikasi  antarpribadi di dalam konseling, kondisi eksternal  (setting ruangan), kondisi internal (bagaimana sikap, kepercayaan dan kepribadian konseli dan konselor  berpengaruh terhadap sesi konseling), teknik-teknik konseling verbal dan nonverbal beserta bagaimana  peran tenaga pengajar di dalam proses konseling.  Berikut ini akan dibahas pertanyaan yang muncul di sesi :

TANYA JAWAB
Teknik-teknik di dalam konseling dapat dibedakan  menjadi dua yaitu teknik konseling verbal dan  teknik konseling nonverbal. Tidak harus semua teknik digunakan di dalam proses konseling, teknik tersebut dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan, misalnya : teknik probing dapat digunakan ketika konseli hanya memberikan  informasi yang sangat terbatas kepada konselor, contoh : 
Konseli (Ki) : Saya merasa sedih..
Konselor (Kr) : Apa yang membuat anda merasa sedih?
Ki : keluarga..
Kr : Apa yang terjadi di dalam keluarga?
Setiap teknik memiliki manfaat masing-masing sehingga tidak dapat dikategorikan mana  teknik yang paling penting.

ROLE PLAY 
Sesi presentasi pada hari selasa tanggal 25 Oktober 2011 (kamis) diisi dengan sesi role play dimana semua peserta presentasi ikut serta di dalam role play sehubungan dengan teknik konseling verbal yang ada di buku. Peserta dibagi ke dalam 3 kelompok, dan setiap kelompok menyusun role play yang berkaitan dengan teknik-teknik konseling tersebut. Tujuan diadakannya role play adalah membuat peserta lebih semangat di dalam mengikuti jalannya presentasi, selain itu peserta dapat lebih memahami teknik-teknik konseling dengan cara mempraktikkannya. Berikut adalah hasil dokumentasi dari sesi role play :


kelompok 1














kelompok 3

















Daftar Pustaka
Winkel, W.S. (2010). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi

Kelompok 6